EkonomiUmum

Trump Akhiri Penutupan Pemerintah Terlama di AS, Rakyat Lega tapi Pertarungan Politik Belum Usai

367
×

Trump Akhiri Penutupan Pemerintah Terlama di AS, Rakyat Lega tapi Pertarungan Politik Belum Usai

Share this article
Sumber : The Guardians

BISNISQUICK.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang pendanaan baru yang mengakhiri penutupan (shutdown) pemerintahan federal terlama dalam sejarah negara itu. Langkah ini disambut lega oleh jutaan warga Amerika yang terdampak, namun para pengamat menilai pertempuran politik antara Partai Republik dan Demokrat belum berakhir.

Disadur dari media ternama Amerika The Guardian, Penutupan pemerintahan yang berlangsung lebih dari 42 hari itu terjadi akibat kebuntuan politik di Kongres mengenai kebijakan subsidi asuransi kesehatan Affordable Care Act atau Obamacare.
Partai Demokrat mendesak agar subsidi pajak kesehatan tetap diperpanjang, sementara Partai Republik yang menguasai Kongres menolak usulan tersebut.

Setelah serangkaian negosiasi, kedua pihak akhirnya mencapai kesepakatan sementara yang memungkinkan pemerintah kembali beroperasi hingga Januari 2026. RUU pendanaan itu disetujui Dewan Perwakilan Rakyat dengan suara 222 mendukung dan 209 menolak, kemudian disahkan Trump pada Rabu (12/11) waktu setempat.

“Kami tidak akan menyerah terhadap pemerasan. Demokrat mencoba memeras negara kami,” ujar Trump usai menandatangani RUU tersebut di Gedung Putih.

Meskipun demikian, pemimpin minoritas Demokrat, Hakeem Jeffries, menilai keputusan itu hanyalah kemenangan sementara. Ia menegaskan bahwa Demokrat akan terus memperjuangkan perpanjangan subsidi kesehatan bagi warga berpenghasilan rendah.

“Pertarungan ini belum selesai. Rakyat Amerika membutuhkan jaminan kesehatan, bukan permainan politik,” kata Jeffries.

Selama lebih dari enam minggu penutupan berlangsung, sekitar 700 ribu pegawai federal dirumahkan tanpa bayaran, sementara sebagian lainnya — termasuk anggota militer, polisi, dan petugas keamanan bandara — tetap bekerja tanpa menerima gaji. Akibatnya, berbagai layanan publik lumpuh, mulai dari pengawasan penerbangan hingga program bantuan pangan.

Para analis menilai langkah Trump ini lebih bersifat strategi politik ketimbang kemenangan sejati. Dengan tekanan publik yang meningkat dan elektabilitasnya terancam menjelang pemilu, Trump memilih mengakhiri kebuntuan agar tidak kehilangan dukungan.

See also  Lampaui Kartu Kredit, Pengguna QRIS Tembus 56 Juta dan Makin Populer di Kancah Global

“Trump ingin menunjukkan bahwa ia mampu menyelesaikan krisis, meski sebenarnya ia mundur selangkah dari posisinya semula,” ujar Profesor Alan Murphy, pakar politik dari Georgetown University.

Meski operasi pemerintahan kini kembali normal, banyak pihak menilai akar persoalan belum terselesaikan. Jika kompromi lanjutan tidak tercapai pada awal tahun depan, Amerika Serikat terancam menghadapi penutupan pemerintahan untuk kedua kalinya dalam satu periode. (SFR)