BISNISQUICK.COM – Penghargaan tertinggi yang diterima Presiden Prabowo Subianto dari Raja Abdullah II dan kunjungan kenegaraan Raja Yordania ke Indonesia menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Momen ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan dan persahabatan, tetapi juga membuka berbagai peluang ekonomi yang potensial bagi kedua negara.
Di bidang perdagangan, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas ekspor berbagai produk seperti minyak kelapa sawit, tekstil, kerajinan tangan, dan makanan olahan ke pasar Yordania dan negara-negara sekitarnya. Sebaliknya, Indonesia dapat mengimpor produk-produk khas Timur Tengah seperti garam, fosfat, dan hasil pertanian dari Yordania, yang akan memperkaya ragam produk di pasar domestik sekaligus meningkatkan diversifikasi komoditas impor.
Sektor pariwisata juga diperkirakan akan mendapat dorongan positif. Dengan hubungan diplomatik yang semakin erat, promosi pariwisata bilateral dapat lebih intensif dilakukan. Indonesia berpeluang menarik lebih banyak wisatawan dari Yordania untuk menikmati kekayaan alam dan budaya nusantara, sementara Yordania dapat memperkenalkan destinasi sejarah dan religi seperti Petra dan Laut Mati kepada wisatawan Indonesia. Kerja sama dalam pengembangan ekowisata juga menjadi potensi yang menjanjikan untuk kedua negara.
Di bidang pendidikan dan pelatihan, kolaborasi yang sudah berjalan selama ini akan terus diperkuat. Peluang usaha seperti penyediaan beasiswa, program pertukaran pelajar dan tenaga pengajar, serta pendirian lembaga pendidikan internasional diprediksi akan berkembang. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga membuka ruang bisnis di sektor pendidikan dan pelatihan yang menjanjikan.
Kerja sama di bidang energi terbarukan juga menjadi perhatian utama. Indonesia dan Yordania memiliki peluang untuk menjajaki proyek bersama dalam pengembangan tenaga surya dan angin, sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon. Investasi dan pengembangan teknologi hijau ini berpotensi menjadi sektor pertumbuhan baru yang strategis.
Selain itu, industri pertahanan dan keamanan menjadi salah satu sektor yang dapat berkembang dari hubungan bilateral ini. Dengan latar belakang kerja sama yang sudah terjalin, perusahaan dari kedua negara dapat menjalin kemitraan dalam produksi alat pertahanan, transfer teknologi, dan pelatihan militer yang akan meningkatkan kapasitas pertahanan nasional.
Di bidang agribisnis, pengalaman Yordania dalam mengelola sumber daya air yang terbatas dapat menjadi pelajaran penting bagi Indonesia. Sebaliknya, pasar agribisnis Indonesia yang luas menawarkan peluang bagi Yordania untuk memperluas jangkauan produk dan teknologinya, khususnya di sektor pertanian modern dan irigasi hemat air.
Investasi di sektor infrastruktur seperti transportasi, pengelolaan air, dan konstruksi juga diperkirakan akan meningkat. Kepercayaan dan hubungan politik yang kuat akan menjadi modal penting untuk mendorong investasi bilateral yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja baru.
Secara keseluruhan, penguatan hubungan Indonesia dan Yordania melalui penghargaan dan kunjungan resmi Raja Abdullah II membuka peluang yang luas bagi kerja sama ekonomi yang lebih dinamis dan saling menguntungkan. Momentum ini dapat mempercepat pelaksanaan berbagai proyek dan inisiatif yang selama ini dirancang, sehingga membawa manfaat nyata bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kedua negara. (EYF)



